Kabupaten Bogor kini memiliki Klinik Nyeri untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Klinik Nyeri merupakan hasil inovasi dari RSUD Ciawi berupa Instalasi Manajemen Nyeri (IMANI) atau dikenal dengan Bogor Pain Center.
Direktur RSUD Ciawi, M. Tsani Musyafa mengatakan, Bogor Pain Center diakui sebagai layanan dalam bentuk instalasi rumah sakit pertama di Indonesia yang memberikan layanan multidisiplin dalam penanganan nyeri.
Senin (27/9) kemarin, RSUD Ciawi dan BPJS Kesehatan menandatangani addendum Perjanjian Kerjasama (PKS) terkait penambahan Klinik Nyeri agar layanan Klinik Nyeri dapat melayani peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional, Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
“Selain instalasi rumah sakit dilengkapi dengan alat medis yang lengkap, Bogor Pain Center RSUD Ciawi juga dilengkapi fasilitas seperti ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang persiapan tindakan, ruang tindakan, hingga ruang pemulihan demi menunjang pasien,” ujar Tsani, Selasa (28/9).
RSUD Ciawi telah membuka layanan Klinik Nyeri sejak 2020 dan kini telah menjadi Instalasi Manajemen Nyeri pertama di Indonesia.
Menurut Tsani, keluhan nyeri yang dialami pasien dapat menghambat aktivitas sehari-hari, bukan hanya mengobati sakitnya tapi menganalisa dari keluhan utama lalu penyebab nyeri sehingga dapat ditentukan solusi atau penanganan yang tepat.
“Di Bogor Pain Center RSUD Ciawi menyediakan pelayanan yang komprehensif tentang nyeri, sehingga kesembuhan dari rasa nyeri bukan hanya sementara,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan, pemerintah daerah saat ini dituntut meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan dan daya saing daerah sesuai amanat Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
“Inovasi di segala bidang merupakan jawaban terhadap hal tersebut, baik di bidang tata kelola pemerintahan daerah, pelayanan publik maupun inovasi bentuk lainnya di masyarakat,” terang Ade Yasin.
Ade Yasin menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berkomitmen untuk mendorong dan membangun budaya inovasi di berbagai sektor melalui kebijakan One Institution One Innovation dan One Vilage One Innovation yang diharapkan dapat menimbulkan dampak luas bagi percepatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor.
“Budaya inovasi di Kabupaten Bogor dibangun dengan semangat kolaborasi dan sekaligus kompetisi melalui inovasi. Pemerintah daerah senantiasa memberikan dukungan berupa fasilitasi, advokasi, asistensi, supervisi, dan edukasi kepada inovator untuk menciptakan kreativitas dalam berinovasi,” ungkapnya.
Apresiasi juga diberikan oleh pemerintah daerah melalui penghargaan inovasi bagi institusi maupun masyarakat yang berinovasi dan membawa perubahan di Kabupaten Bogor.
“Saya berharap kepada seluruh perangkat daerah, kecamatan, RSUD dan Puskesmas untuk terus menunjukkan dedikasi melalui kerja keras dalam penciptaan inovasi dan lebih inovatif sehingga inovasi menjadi budaya kerja dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bogor,” tandas Ade Yasin. (fin)
Sumber: metropolitan.id